Selasa, 12 Maret 2013

Berikut saya ingin mengungkapkan pikiran dan rasa agar para pendakwah memikirkan cara terbaik.

Hidupku Di Atas Roda
mi_kuncoro

karena bapakku supir truk 
ibuku istri supir truk
yang menghabiskan hari-harinya
menjajakan kopi dan gorengan
kepada supir-supir truk juga
di jalur padat berdebu
di genangi keringat dan serapah
sambil terus tersenyum
melemparkan canda dengan keras
setengah kasar dan
tak ragu sedikit rusuh

perlahan aku belajar
dan memperoleh sim
sampai aku jadi supir truk

perlahan aku belajar
mengangkat beban
melayani preman
membayar upeti
menggoda orang
sampai aku jadi biasa di warung pojok setengah remang

bapakku supir truk
kawanku supir truk
dan aku supir truk
tak sempat kumimpikan untuk menjadi yang lain
dikejar kerja
diburu kebutuhan

suatu ketika santri berbaju putih datang menasehati
menceritakan neraka
mencela sedikit kesenangan yang masih dapat kunikmati.
sepertinya tuhan begitu keras

aku katakan padanya
tuhanku pemurah, pengasih dan penyayang
Dia maha maklum dan mencintaiku
kalau tidak seperti itu
pastilah dia bukan tuhan untukku

Lalu aku ingat sebuah lagu indah Titik Puspa:

ini hidup
wanita si kupu-kupu malam
bekerja berjuang seluruh jiwa raga
...
yang kutahu Tuhan penyayang umatNya


Apakah solusi anda wahai pendakwah?